Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengapa Pemimpin Yang Baik Itu Harus Berempati ? (BAGIAN 2)

Pemimpin tidak bisa sembarangan melakukan hal-hal yang ia senangi karena kepentingan organisasi menjadi yang utama. Pemimpin bukan cuma hanya bisa berbicara tapi harus bisa juga mendengarkan. Pemimpin bukan seorang yang hanya berposisi di atas tapi dia harus mengerti posisi di bawahnya. Terkadang pemimpin yang tidak pernah turun ke bawah, tidak akan pernah bisa mengerti apa kebutuhan dari organisasi seluruhnya, karena organisasi itu banyak kepentingan. Kepentingan itu tidak hanya orang-orang yang berada di posisi atas tapi juga di bawah.

Pemimpin menjadi suatu posisi yang penting dalam pengambilan keputusan tapi bukan berarti dia satu-satunya kebenaran. Pemimpin bisa salah dan pemimpin bisa melakukan hal-hal yang tidak benar apalagi saat dia bersikap otoriter. Pemimpin yang baik tentu akan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh anggota organisasi, mampu dapat menyerap aspirasi dapat menjadi inspirasi dan bahkan pemimpin itu mampu membuat anggota organisasi menjadi lebih baik.  

Pemimpin butuh orang lain pemimpin bukan Superman dan pemimpin bukanlah raja yang seenaknya sendiri membuat aturan organisasi tapi pemimpin bisa mempermudah menjadikan segala sesuatu menyentuh banyak peserta atau anggota organisasi dan dia menunjukkan bahwa dirinya juga bisa menjadi orang-orang di bawahnya, dan juga orang-orang di tengahnya. Jadi pemimpin harus menjadi  contoh pemimpin yang memberi teladan supaya organisasi bisa berkembang lebih baik

Munculnya istilah pemimpin yang zalim pemimpin, yang otoriter pemimpin, yang kejam pemimpin yang tidak punya belas kasihan, raja tega dan sebagainya itu terjadi jika pemimpin tidak bisa menjadi contoh pemimpin hanya bisa mengatur-ngatur tanpa dia sendiri bisa diatur oleh kebijakan organisasi dimana dia juga ikut melegalkannya. Pemimpin yang hanya bisa menjadi sesuatu yang berdiri di atas tapi tidak tahu apa yang di bawah kepemimpinanya akan menjadi boomerang sendiri ketika dia tidak bisa mengelola dengan baik semua anggota organisasi.

Pemimpin itu contoh sehingga pemimpin itu harusnya bisa menaungi dan memberi kenyamanan bukan malah jadi setan di hadapan anggota organisasi. Anggota organisasi semua pada takut. Takut bukan karena pemimpinnya berkarisma atau pemimpin yang elegan tapi karena pemimpinnya kejam. Bukan berarti pemimpin yang punya otoritas bisa menyikat siapa saja yang tidak sesuai dengan dia dan dia hanya bermain-main di lingkaran kekuasaan untuk menghabisi orang-orang tidak sepaham dengannya. Pemimpin harus bisa menaungi, harus bisa memberi contoh, harus bisa membuat sesuatu seimbang, segala sesuatu menjadi baik. Jika pemimpin hanya cuma bisa mengatur-ngatur tanpa bisa memberi solusi dan inspirasi sepertinya dia cocok jadi tukang parkir saja (BERSAMBUNG)