Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidik Berbisnis Boleh Atau Tidak ?



Sering kali saya mendengar dan membaca komen bernada emosional dari beberapa pendidik jika saya membahas pertanyaan di atas. Hari ini saya kembali mengulas pertanyaan tersebut. Semoga ada sedikit sinar terang yang mencerahkan dari pertanyaan itu.

Pendidik hendaknya tidak berbisnis jika itu mengganggu fokus tugasnya sehari-sehari sebagai pendidik. Terlalu sibuk berbisnis, tugas utama sebagai pendidik bisa terbengkalai.

Terkadang godaan muncul, pendidik melewati batas-batas etika pendidik dan peraturan instansi pendidikan. Hal itu kemungkinan besar akan memunculnya conflict of interest,  berbagai kepentingan bertabrakan dan tentunya kurang etis, misal nya ada dosen yang "memaksa" mahasiswanya beli buku tulisannya, ada guru yang jualan produk di sekolah, ada pendidik yang memberi les privat peserta didiknya sendiri.

Jika anda adalah pendidik yang melakukan bisnis, bisa dipastikan anda tidak bahagia dengan kondisi keuangan anda.  Anda merasa tidak cukup dengan penghasilan sebagai pendidik.

Jika anda ingin berbisnis sebaiknya anda tinggalkan profesi pendidik. Full saja di bisnis jika anda merasa itu lebih menjanjikan secara keuangan. Harusnya anda sudah tahu konsekuensinya jadi pendidik sebelum anda masuk di profesi itu, jika itu menyangkut masalah kesejahteraan secara finansial.

"Bagaimana jika saya berbisnis di luar instansi dan tidak kepada peserta didik? Namanya juga usaha, saya butuh tambahan penghasilan!!!"

Pertanyaan itu sering menjadi alibi bagi pendidik untuk melegalkan keinginannya karena kebutuhan keuangan yang urgent.

Pertanyaan tersebut tidak salah. keinginan itu boleh saja anda wujudkan. karena setiap orang punya hak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Silahkan saja jika itu memang menjadi pilihan anda. Dilakukan saja asalkan itu memang tidak merugikan anda, etika profesi anda, instansi anda dan peserta didik anda. Tapi bisakah anda menjamin hal yang merugikan itu tidak terjadi?

Sebab pilihan akan mengandung resiko dan manusia cenderung akan dirayu oleh godaan kenyamanan dan cara-cara yang instan.  Selamat berjuang dengan pilihan anda !

Dengan memilih mendidik dan berbisnis sekaligus, ibarat kaki anda ada di dua  perahu yang berbeda. Anda akan terjatuh ke laut jika tidak memilih salah satu perahu. Anda harus memilih salah satu dan yang lain dikorbankan. Apa yg anda akan korbankan? Apa yg menjadi prioritas anda? tentu yg menghasilkan uang lebih banyak diprioritaskan karena itu tujuan dari berbisnis.

Jika anda bisa melakukan keduanya sekaligus berarti anda adalah orang hebat yang layak dijadikan contoh bagi pendidik yang lain. Tidak banyak pendidik yang berhasil dalam hal seperti itu. Kalaupun berhasil, hasil keduanya tidaklah maksimal, karena tidak fokus. Ujung-ujungnya biasanya profesi pendidik yang akan ditinggalkan jika bisnisnya berhasil. Namun jika Anda bisa melakukan berbisnis disamping profesi utama sebagai pendidik, silahkan saja, karena itu hak pribadi masing-masing.

Syukuri apa yang ada, lakukan bagian kita sebagai pendidik. Jika memang ingin berpaling dari profesi pendidik segera lah pergi, jika ingin tetap menjadi pendidik lakukan dengan semangat tanpa mengeluh.
Sebab orang bimbang hatinya tidak akan mendapat apa-apa.

Pilihan ada di tangan anda.

Selamat merenungkannya.